Laut menempati sebagian besar wilayah di bumi. Laut mempunyai sumber daya
alam yang banyak, beraneka ragam, dan khas perairan air asin. Isyarah Quraniyah
tentang sumber daya laut ini dijelaskan dalam Quran sebagaimana berikut :
“ Dan tiada sama (antara) dua laut; yang ini tawar, segar, sedap diminum
dan yang lain asin lagi pahit. Dan dari masing-masing laut itu kamu dapat
memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu
memakainya, dan pada masing-masingnya kamu lihat kapal-kapal berlayar membelah
laut supaya kamu dapat mencari karunia-Nya dan supaya kamu bersyukur.”
(QS. Al Fathir, 35:12)
Berdasarkan penjelasan tersebut nampak bahwa laut memiliki
banyak sumber daya. Misalnya air tawar yang umumnya dekat pantai, air pahit
yang berupa minyak bumi, serta ikan dan daging kerang yang bisa dimakan, perhiasan
laut yang berasal dari kerang, terumbu karang dan mutiara laut, serta laut yang
dapat dilayari dengan kapal-kapal untuk dinikmati keindahan lautnya. Suatu anugerah Allah Subhanahu wa Ta'ala yang harus disyukuri dan dilestarikan oleh manusia.
Gambar 1. Terumbu Karang
(Sumber: switchboard.nrdc.org)
Salah satu sumber daya laut adalah terumbu karang. Sumber daya terumbu karang membentuk ekosistem terumbu karang yang terletak di zona pelagik yang masih terkena cahaya matahari. Sumber daya terumbu karang merupakan sumber daya laut yang mengagumkan dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Terumbu karang memiliki peran penting dalam ekosistem laut. Terumbu karang membentuk habitat kerang dan ikan-ikan yang beraneka ragam, lapisan kapur serta karang-karang atol.
Terumbu karang mempunyai sumber daya yang mempunyai peran penting dalam ekosistem dan mempunyai nilai tinggi. Sumber daya terumbu karang antara lain sebagai berikut :
1. Biota Terumbu Karang
Patria (dalam anonim, 2009) menjelaskan bahwa terumbu karang merupakan habitat dari berbagai macam organisme laut seperti : Pisces (berbagai jenis ikan), Crustacea (udang, kepiting), Moluska (kerang, keong, cumi-cumi, gurita), Echinodermata (bulu babi, bintang laut, timun laut, lili laut, bintang mengular), Polychaeta (cacing laut), Sponge, Makroalga (Sargasum, Padina, Halimeda), dan terutama hewan karang (Anthozoa).
Ikan-ikan yang hidup di terumbu karang pada umumnya mempunyai warna yang beraneka ragam sebagai proses adaptasi fisiologis terhadap lingkungan terumbu karang yang pada umumnya juga beraneka ragam. Adaptasi ini terjadi sebagai sebuah akibat dari upaya perlindungan diri dari para pemangsanya.
Permintaan akan ikan terumbu karang untuk dijadikan peliharaan dalam akuarium sangat besar. Hal ini dipahami mengingat keindahan ikan-ikan tersebut. Permintaan ikan terumbu karang untuk konsumsi kecil karena pada umumnya ikan-ikan tersebut tidak dapat dimakan. Contoh ikan terumbu karang misalnya ikan gembung, ikan napoleon, berbagai macam ikan hias, dan sebagainya.
Organisme laut selain ikan yang diambil manfaatnya oleh manusia untuk konsumsi antara lain : udang, kepiting, kerang (daging dan mutiara), cumi-cumi, dan bulu babi (daging). Udang, kerang, kepiting dan cumi-cumi adalah organisme terumbu karang yang paling banyak diminati. Organisme tersebut merupakan bahan makanan untuk berbagai menu makanan orang-orang sedunia. Hampir semua rumah makan dan restoran menyediakan menu-menu yang menyajikannya karena memberikan cita rasa “seafood” yang lezat dan bergizi. Bulu babi juga dikonsumsi dagingnya. Tetapi permintaan akan bulu babi tak sebanyak udang, kepiting, kerang dan cumi-cumi. Bulu babi umumnya sebagai tambahan makanan sumber protein untuk penduduk yang hidupnya sangat tergantung dengan laut misalnya di tepi pantai dan pulau-pulau kecil. Sedikitnya permintaan akan daging bulu babi cukup dimaklumi mengingat bulu babi mempunyai cangkang yang keras sehingga pemasakannya cukup merepotkan bagi sebagian besar orang. Timun laut dan teripang juga merupakan bahan makanan tambahan. Di beberapa daerah di Indonesia, timun laut dan teripang ditangkap untuk dijadikan keripik yang renyah, dan gurih.
Di Maluku terdapat beberapa jenis cacing yang dijadikan konsumsi penduduk. Misalnya cacing wawo dan cacing palolo. Cacing ini dimasak dan dijadikan bahan makanan tambahan. Populasi cacing-cacing ini akan meningkat pada masa-masa tertentu sehingga akan mudah sekali ditemukan bahkan di kedalaman air yang dangkal sekalipun, sedangkan pada masa yang lain, jumlahnya akan sedikit.
Organisme terumbu karang yang juga diambil manfaatnya adalah rumput laut (seeweeds). Rumput laut yang hidup di terumbu karang pada umumnya adalah rumput laut non budidaya. Rumput laut mempunyai kegunaan yang bernilai ekonomi tinggi. Rumputr laut dapat diolah menjadi jelli, agar-agar dan bahan baku kosmetik. Di beberapa daerah di Indonesia, rumput laut hanya dimasak biasa untuk dijadikan bahan makanan tambahan.
Terumbu karang merupakan sumber perikanan yang tinggi. Dari 132 jenis ikan yang bernilai ekonomi di Indonesia, 32 jenis diantaranya hidup di terumbu karang, berbagai jenis ikan karang menjadi komoditi ekspor. Terumbu karang yang sehat menghasilkan 3 – 10 ton ikan per kilometer persegi pertahun.
2. Kapur dari Lapisan Terumbu Karang
Terumbu karang merupakan bangunan kapur bawah air yang dibentuk oleh jasad hidup. Terumbu karang memegang peran utama dalam membentuk kerangka kapur dan algae berkapur mengkonsolidasikannya. Karang yang hidup di laut, tampak terlihat seperti batuan atau tanaman. Tetapi mereka sebenarnya adalah sekumpulan hewan-hewan kecil yang dinamakan polip. Polip pada terumbu karang bentuknya seperti sebuah karung dan memiliki tangan-tangan yang dinamakan tentakel. Polip menyerap kalsium karbonat dari air laut untuk membangun rangka luar zat kapur yang dapat melindungi tubuh polip yang sangat lembut. Pada tentakel polip terdapat racun yang digunakan untuk menangkap berbagai jenis hewan dan tumbuhan laut yang sangat kecil atau disebut plankton sebagai makanan tambahannya. Tentakel karang terbuka pada malam hari dan digunakan untuk menangkap plankton yang melayang-layang terbawa arus. Karang batu mendapatkan makanan dari zooxanthellae. Zooxanthellae adalah alga ber-sel satu yang hidup di dalam jaringan tubuh karang batu. Zooxanthelae dan karang memiliki hubungan simbiosis yang saling menguntungkan. Zooxanthellae menyediakan makanan untuk polip karang melalui proses memasak yang disebut fotosintesis, sedangkan polip karang menyediakan tempat tinggal yang aman dan terlindung untuk zooxanthellae (Terangi, 2009).
Ada dua macam karang, yaitu karang batu (hard corals) dan karang lunak (soft corals). Karang batu merupakan karang pembentuk terumbu karena tubuhnya yang keras seperti batu. Kerangkanya terbuat dari kalsium karbonat atau zat kapur. Karang baru bekerja sama dengan alga yang disebut zooxanthellae. Karang batu hanya hidup di perairan dangkal dimana sinar matahari masih didapatkan. Karang lunak bentuknya seperti tanaman dan tidak bekerja sama dengan alga. Karang lunak dapat hidup baik di perairan dangkal maupun di perairan dalam yang gelap.
Reef corals (Anthozoa) merupakan penyusun utama terumbu karang (coral reefs), karena mampu membuat "bangunan" dari pengendapan kalsium karbonat (CaCO3). Tidak semua anggota Kelas Anthozoa (Filum Cnidaria) dapat membentuk terumbu, hanya dari kelompok hermatypic coral (ordo Scleractinia), sedangkan yang tidak membentuk karang isebut ahermatypic coral (misalnya: anemon, soft coral, akar bahar). Kelompok hermatypic coral tersebut hidupnya bersimbiosis dengan alga bersel satu zooxanthellae (Symbiodinium microadriaticum) yang berada pada sel di lapisan endodermis. Hasil samping dari proses fotosintesa zooxanthellae adalah endapan kalsium karbonat yang menjadi berbagai bentuk dan struktur yang khas tergantung dari jenis inang (host) hewan karang. Semakin maksimal proses fotosintesa zooxanthellae, maka semakin maksimal pula kalsium karbonat yang dapat diendapkan, berarti semakin cepat proses pertumbuhan hewan karang.
Kalsium karbonat yang dihasilkan terumbu karang mampu mencapai puluhan meter. Proses pengangkatan oleh tenaga endogen dalam bumi menyebabkan karang yang terdapat di dalam laut ini terangkat hingga ke permukaan. Karang yang terangkat ke permukaan membentuk bentuk lahan spesifik yang disebut karst. Kapur yang terangkat dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan semen, bahan baku bangunan, alat tulis kapur, dan sebagainya.
3. Souvenir dan Hiasan dari Terumbu Karang
Terumbu karang serta kerang yang berhabitat di dalamnya mempunyai aneka ragam bentuk dan keindahannya. Keindahan tersebut sangat menarik sehingga menyebabkan setiap orang yang melihatnya akan bermaksud untuk memilikinya. Kerang-kerang selain diambil dagingnya, diambil pula manfaat cangkangnya. Cangkang kerang digunakan sebagai bahan pembuat perhiasan, souvenir dan ornamen, misalnya gelang, anting-anting, kancing, kalung, dan cincin.
Terumbu karang juga diambil untuk dijadikan souvenir dan ornamen. Meskipun dilarang, penjualan terumbu karang sebagai souvenir ternyata menghasilkan nilai ekonomi yang sangat menggiurkan.
4. Bahan Obat-obatan
Kapur yang dihasilkan oleh terumbu karang mempunyai komposisi kimia yang sama dengan tulang. Sifat ini digunakan oleh para dokter gigi untuk mengisi atau menambal lubang gigi. Selain itu, organisme karang yang berhabitat di terumbu karang juga digunakan untuk berbagai pengobatan Ayurveda (pengobatan ala India). Organisme karang yang digunakan antara lain: soft coral, sponges, bryozoans, siput laut, ikan kembung, dan lain sebagainya yang mampu menghasilkan zat bioaktif.
5. Pariwisata
Terumbu karang yang tumbuh sangat alami memberikan keindahan bawah laut yang mengagumkan dan menarik untuk dinikmati. Hal ini akan memicu tumbuhnya pariwisata bahari yang tidak bisa dibandingkan dengan keindahan ekosistem lainnya. Dengan adanya terumbu karang, pariwisata bahari yang akan tumbuh meliputi transportasi, penginapan, fasilitas perahu dan penyelaman, penjualan suvenir hingga penyerapan tenaga kerja untuk pemandu wisatanya. Dengan tumbuhnya kegiatan pariwisata maka secara tidak langsung, terumbu karang memberikan nilai ekonomi yang cukup bagi masyarakat sekitarnya.
6. Fungsi Ekologi
Terumbu karang merupakan ekosistem yang amat peka dan sensitif sekali. Jangankan dirusak, diambil sebuah saja, maka rusaklah keutuhannya. Ini dikarenakan kehidupan di terumbu karang di dasari oleh hubungan saling tergantung antara ribuan makhluk. Rantai makanan adalah salah satu dari bentuk hubungan tersebut. Tidak cuma itu proses terciptanya pun tidak mudah. Terumbu karang membutuhkan waktu berjuta tahun hingga dapat tercipta secara utuh dan indah, dan yang ada di perairan Indonesia saat ini paling tidak mulai terbentuk sejak 450 juta tahun silam.
Alamendah, 2009, Terumbu karang sebagai sebuah ekosistem mempunyai fungsi dan manfaat antara lain: 1) Menjelaskan bahwa proses kehidupan yang memerlukan waktu yang sangat lama untuk tumbuh dan berkembang biak untuk membentuk seperti kondisi saat ini; 2) Sebagai tempat tinggal, berkembang biak dan mencari makan ribuan jenis ikan, hewan dan tumbuhan; 3) Sebagai laboratorium alam untuk penunjang pendidikan dan penelitian; 4) Terumbu karang merupakan habitat bagi sejumlah spesies yang terancam punah seperti kima raksasa dan penyu laut; 5) Dari segi fisik terumbu karang berfungsi sebagai pelindung pantai dari erosi dan abrasi, struktur karang yang keras dapat menahan gelombang dan arus sehingga mengurangi abrasi pantai dan mencegah rusaknya ekosistim pantai lain seperti padang lamun dan mangrove; 5) Memberikan fungsi dan nilai ekonomi
------------------------------------------------------------------------------------------------------Rujukan.
1. Al Quran
2. ____, 2009. Mengapa Terumbu Karang Harus Segera Di Selamatkan. Diunduh pada tanggal 31 Oktober 2009 jam 19:41 dari alamat http://www.sttnas.ac.id/gapadri/Artikel/03%20April%202006/Mengapa.html
3. ____,2009. Ekosistem Terumbu Karang, Defenisi, Ragam dan Macam, Serta Distribusinya. Diunduh pada tanggal 31 Oktober 2009 jam 18:57 dari alamat http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Ekosistem%20Terumbu%20Karang,%20Defenisi,%20Ragam%20dan%20Macam,%20Serta%20Distribusinya&&nomorurut_artikel=232
4. Alamendah, 2001. Berkenalan dengan Terumbu Karang. Diunduh pada tanggal 31 Oktober 2009 jam 19:17 dari alamat http://alamendah.wordpress.com/2009/07/21/berkenalan-dengan-terumbu-karang-indonesia/
5. Yayasan Terumbu Karang Indonesia (Terangi). 2009. Tentang Terumbu Karang. Diunduh pada 31 Oktober 2009 jam 19:01 dari alamat http://www.terangi.or.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=9&Itemid=41
No comments:
Post a Comment