Think, Eat,
Save, adalah slogan yang diangkat UNEP untukperingatan Hri Lingkungan Hidup
seDunia tahun 2013. Buatku tema ini sangat menarik. Data yang dihimpun UNEP
menunjukkan bahwa 1/3 penduduk dunia di negara maju dan negara berkembang
memiliki kebiasaan membuang-buang makanan. Yaah, setidaknya aku pun pernah
melakukannya. Terutama ketika aku nyaris tak sempat menyimpan bahan makanan
tetapi tak sempat mengolahnya dan atau memakannya. Kalau tidak ada tetangga
yang mau menerima "lungsuran" bahan makanan dariku. Aku pikir daripada
keburu busuk dan mubadzir.
Data UNEP
tersebut juga menyebutkan bahwa dari total makanan tersebut, 30% berupa hasil
laut terbuang, 20% minyak dan kacang-kacangan, 20% susu, 45% umbi dan akar-akar
tanaman, 20% daging, 30% sereal terbuang dan bahkan 45% buah-buahan dan sayuran
terbuang. Padahal kita semua tahu, itu kan makanan enak dan beberapa
diantaranya adalah makanan mahal.
Gambar. Makan. (google)
Selanjutnya,
aku puun mulai googling mengenai makanan yang tersisa. Hotel dan restoran di
Dubai membuang 1820 ton makanan per tahun dan Hotel Copacabana Brazil
membuang 7000 liter minyak per tahun.
Hhhh.... Itu saja baru 2 (dua) hotel. Gimana kalo semua hotel di seluruh negara
di dunia?? Ckckck..... Pasti akan semakin banyak makanan yang tersisa dan
terbuang percuma. Daaaan....aku pernah mendengar dari seorang kawan bahwa hotel
di Kota Jakarta membuang minimal 50 kg makanan per hotel per harinya. Kalao
ditumpuk semua hotel ??? Ditambah semua restoran??? Ditambah lagi semua rumah
makan dan warung makan??? Kalau ditambah dari rumah tangga??? Huwaaaa...... Gak
kebayang gimana itu TPA Bantar Gebang melayani semua sisa makanan. Fyuuuh....
Pasti gak Cuma petugasnya yang pening kepala, Jokowi Ahok pasti lebih pening
lagi.
Eh...tunggu
dulu, itu baru Kota Jakarta. Gimana kalo kota-kota lain di Indonesia??? Hitung aja sendiri....
Menurutku,
yang paling menyebalkan tentang urusan makanan itu orang-orang menengah ke atas
di kota-kota besar baik di negara maju maupun di negara berkembang. Betapa
tidak, mereka adalah orang-orang yang mempunyai akses hampir tidak terbatas
terhadap makanan. Mereka bisa memilih berbagai jenis makanan yang disukai. Jika
tidak disukai, tentu saja mereka bisa membuangnya dan memilih makanan lain yang
lebih disuka. Lha kalo orang-orang menengah ke bawah, boro-boro memilih
makanan, cukup ada saja sudah bersyukur sekali.
Kalao
makanan dibuang??? Bumi tempat kota-kota itu berpijak bukanlah bumi yang
mempunyai "kemampuan" mendaur ulang limbah sisa makanan. Lha kalo di
desa kan dibuang ke belakang rumah, ntar juga semut, belatung dan dekomposes
lainnya segera sikap bekerja menguraikan. Setidaknya tak sampai berhari-hari,
sisa makanan sudah habis mereka lahab. Belum lagi tikus yang ikut abil bagian.
Lha kalo di
kota??? Sisa makanan mau dibuang ke
mana? Ke halaman rumah?? Pliz deh, tidak semua orang punya halaman rumah. Itu
juga belum tentu dalam keadaan terbuka alias sudah tertutup dengan paving block
atau beton. Lantas gimana? Kalo diberikan ke orang lain, belum tentu mau, agak
gengsi juga lah, malu euy, masak mau kasih sisa ke orang lain.... Gak banget
kan??? Daaaan.... Ya sudah lah, akhirnya masuk juga ke tong sampah.
Kalo sudah
masuk tong sampah, itu sisa makanan tidak terhenti sampai situ. Mereka masih
menempuh perjalanan panjang dari masuk ke truk sampah yang air lindinya mpe
netes-netes di jalanan. Bau banget pastinya. Truk sampah terus melaju
menghantarkan sisa-sisa makanan ke tempat pembuangan sampah. Kemudian,
sisa-sisa makanan itu pun membusuk
begitu saja di TPA. Tidak bakalan pemulung mengambilnya. Ya kan??? Betewe, kalo sisa makanan itu dikit siy masih
mendingan. Lha kalo banyak ???? Pasti butuh waktu lebih lama lagi bumi dapat
menguraikan. Yang ada mungkin sisa makanan itu jadi sarang penyakit.
Hiiiii......
Banyak hal
yang bisa dilakukan supaya makanan tidak berubah status menjadi sisa makanan
yang terbuang percuma dan jadi masalah lingkungan. Pertama, sediakan makanan
secukupnya. Pikirkan terlebih dahulu apakah kita mampu mengolahnya, ada waktu
menghabiskan, kekenyangan atau tidak, benar-benar dibutuhkan atau tidak. Kedua,
kalau makanan sudah tersedia, habiskan. Jika tidak bisa, sisihkan sebagian
untuk orang-orang yang lebih membutuhkan. Ketiga, jika memang masih ada sisa,
kan bisa dibuat pupuk untuk tanaman, dan atau pakan ternak.
Sebelum slogan UNEP ini, ALLAH Azza wa Jalla sudah berfirman:
"Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)
Sooo.....
Think, Eat, and Save
Sebelum slogan UNEP ini, ALLAH Azza wa Jalla sudah berfirman:
"Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)
No comments:
Post a Comment